Dewan Pengasuh Asy-Syafi’iyyah Raih Master Universitas Qodi Iyadh

Menjelang kunjungan Ketua PBNU ke Maroko bulan Ramadhan mendatang, pada hari Rabu (7/7) lalu prestasi menggembirakan kembali diraih oleh salah satu kader muda NU yang juga fungsionaris PCINU (Pengurus Cabang Istimewa NU) Maroko di Universitas Qodi Iyadh Maroko.



Ia adalah Nasrulloh Afandi dengan tesis masternya, ”Al-Akhlak; Ahamiyatuha wa A’laqotuha bil Mujtama’at al-Basyariah al-Mu’asyiroh. Dirosah Tahliliyah Wifqo al-Dowabith asy-Sar’iyyah”.



Dalam thesis tersebut, ia mengangkat banyak hal baru yang menantang, karenanya sebelum menutup sidang, Dr Abdul Jalil Hanus (dekan) menyatakan, bahwa ini kali pertama ada mahasiswa asing melakukan sidang dengan menyita waktu cukup lama, bahkan sampai Dr Mustofa al-Wadifi (penguji) pun dipotong pembicarannya oleh sang dekan karena dianggap terlalu panjang.



Biasanya dari sekian banyak mahasiswa asing asal Indonesia, Malaysia, Thailand, Nigeria, Libya, Kamerun dan lainnya di universitas tersebut, sidang tesis tidak begitu memakan waktu, karena umumnya mereka ‘pasrah’ atas kritikan para penguji. Sedangkan Nasrul, panggilan akrabnya, dalam sidang berusaha mengadakan pembelaan bahkan ‘perlawanan’ atas tesisnya.



Nasrul yang juga dewan pengasuh pesantren Asy-Syafi’iyyah Kedungwungu, Kerangkeng Indramayu Jawa Barat itu resmi dinobatkan sebagai master bidang studi Islam setelah dinyatakan lolos oleh dewan sidang yang terdiri dari Prof Dr Mounchif Likouraychi (pembimbing/dosen Universitas Sorbonne Perancis) Prof Dr Abdel Jalil Hannus (penguji/dekan fakultas di universitas tersebut), Prof Dr Mustofa al-Wadhifi (penguji/direktur pascasajana di universitas tersebut). Tepuk tangan mengiringi auditorium ketika kelulusan diumumkan.



Sidang di auditorium fakultas sastra itu, selain dihadiri oleh Tokoh NU yang juga Duta Besar RI untuk Maroko Tosari Widjaja beserta Ibu Mahsusoh Tosari, Staf KBRI Rabat, juga dihadiri oleh wakil dekan, sekretaris fakultas, dan puluhan dosen universitas.



Beberapa tamu undangan terdiri dari ulama setempat di propinsi Marrakech, Dr Mohammad Bilqid (anggota parlemen), juga puluhan mahasiswa asal Indonesia, Thailand, Malaysia yang sedang studi di Maroko maupun mahasiswa pribumi. Sidang kali tidak seperti sidang biasanya yang hanya dihadiri beberapa orang saja.



Selama menempuh studi di Maroko, Nasrul mendapat beasiswa dari Agence Marocaine de Coopération Internationale (AMCI), Islamic Educational, Scientific and Cultural Organization (ISESCO) dan World Assembly of Muslim Youth (WAMY) yang bermarkas di Saudi.



Di sela-sela acara tersebut, Dubes RI Tosari Widjaja pun sempat mengadakan pertemuan khusus dengan rektor salah satu universitas kenamaan di Maroko itu. (vik)



Sumber:


http://www.nu.or.id/page.php?lang=id&menu=news_view&news_id=24176

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Buka obrolan
Hi, ada yang bisa kami bantu?
Jika membutuhkan informasi terkait Pondok Pesantren As-Syafi'iyyah, silahkan klik tombol chat sekarang!