Moammar Qaddafi: Kami Mengutuk Terorisme

Di kota Benghazi, Libya, terletak di antara dua gedung tua, tegaklah panggung itu. Berbeda dengan hari-hari biasa, aspal yang saban hari kesepian pun tampak lain. Tamu-tamu dari 90-an negara sudah mulai duduk beralas karpet sejak pukul 14.00 (waktu setempat).

Dari atas panggung yang di depannya dipasang kaca anti-peluru itu, Moammar Qaddafi, yang memakai baju adat Libya berwarna putih dan kaca mata hitam itu, mengutuk terorisme dan menyerukan jihad melawan zionisme (di Palestina, red), serta mengganyang Swiss. ”Kami mengutuk terorisme, tapi tak akan meninggalkan jihad. Perbedaan keduanya, seperti langit dan bumi,” katanya.

Selain itu, pemimpin Libya yang lebih suka memakai baju adat dan tak pernah lepas kaca mata itu menyerukan memboikot produk-produk Swiss, serta menghimbau negara-negara Islam untuk melarang pesawat dan kapal Swiss mendarat di wilayah mereka.
”Barang siapa yang menggunakan produk-produk Swiss, ia kafir (murtad, red),” lanjut Qadafi, di depan rakyatnya dan tamu-tamu negara pada peringatan maulid nabi, Kamis (26/02) lalu.

Seruan itu lahir karena Qaddafi geram terhadap sikap Swiss yang menyetujui larangan pembangunan menara.”Barang siapa merusak rumah Allah pantas untuk dilawan dengan jihad,” tegas Qaddafi, ”Bila Swiss berbatasan dengan kami, maka kami (pasti) akan melawannya.”

Hubungan Libya-Swiss memburuk sejak Juli 2008 lalu. Pasalnya, pemerintah Swiss menangkap Putra Qadafi, Hannibal dan Istrinya, Aline Skate, dengan tuduhan memukul pembantunya saat menginap di salah satu hotel di Jenewa. Meskipun pada akhirnya tuduhan itu dicabut, penangkapan itu menimbulkan reaksi bagi Qadafi. Ia menarik miliaran uangnya dari Swiss dan menghentikan pasokan minyak.

Harapan kembali harmonisnya hubungan kedua negara kandas, setelah pemerintah Swiss mengingkari janji memberikan konpensasi. Seperti diwartakan mass media, mantan presiden Swiss, Hans Rudlf Merz meminta maaf pada Tripoli pada 2009 dan sepakan memberikan konpensasi. Namun, janji itu tak ditepati.

Hubungan kedua negara ini semakin membeku setelah Swiss memberlakukan larangan bepergian ke Swiss bagi Qaddafi, keluarga, dan memasukan 188 pejabat Libya ke dalam black list mereka. Dan Negeri Hijau membalas dengan melarang warga dari 25 negara Eropa masuk ke Libya.

Peringatan maulid nabi pada sore yan dingin itu pun ditutup dengan shalat magrib yang diimami langsung oleh pemimpin revolusi Libya, Moammar Qaddafi.[]

a. muntaha afandie

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Buka obrolan
Hi, ada yang bisa kami bantu?
Jika membutuhkan informasi terkait Pondok Pesantren As-Syafi'iyyah, silahkan klik tombol chat sekarang!