Redupnya Nur Muhammad Hancurnya Kemanusiaan dan Kebangsaan (1/2)

Dr K.H. A. Najib Afandi, MA *)

Mukadimah

Sejarah mencatat betapa suramnya dunia selama beberapa abad lamanya dan manusiapun terbelenggu dalam kebodohan, ketertinggalan dan kenistaan hidup, hancur tak bernilai, itulah era jahiliyah. Manusianya cerdas, memiliki kemampuan berkreasi, semangat dan etos kerja yang tinggi sehingga mampu membangun peradabannya yang khas, kultur jahiliyah. Namun demikian tetap saja kekerasan, pertikaian, pembunuhan dan perzinahan juga lainnya menjadi citra kehidupan mereka yang tercatat tinta emas sejarah.

Jahiliyah, banyak orang salah mengartikannya. Mereka bukanlah orang yang bodoh buta aksara, justru mereka mampu membuktikan kemampuannya dalam menyusun huruf dan bahasa yang indah dan tinggi nilai sastranya. Hal itu dapat kita buktikan dengan lahirnya sastrawan besar Jahiliyah Imriil Qais dan lainnya. Syair-syairnya hingga kini masih menjadi refrensi mutlak bagi para ahli nahwu, shorof, mantiq dan balagoh bahkan ahli tafsir sekalipun. Mereka tidak bodoh, namun tetap jahiliyah? Karena kecerdasan dan kemajuan tidak selamanya identik dengan keluhuran. Begitu juga kemajuan tidak selalu memberikan makna keberhasilan pembangunan manusia yang sesungguhnya.

Baca artikel ini pada tautan berikut: Redupnya Nur Muhammad Hancurnya Kemanusiaan dan Kebangsaan (1/2)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Buka obrolan
Hi, ada yang bisa kami bantu?
Jika membutuhkan informasi terkait Pondok Pesantren As-Syafi'iyyah, silahkan klik tombol chat sekarang!