Tangkal Radikalisme, SLTA Se Wilayah III Cirebon Ikuti Pembinaan PAI

Untuk membina dan melindungi moralitas generasi muda, khususnya yang berada di jenjang SMK dan SMA, Pondok Pesantren Asy-Syafi’iyyah Kedungwungu, Krangkeng, Indramayu, Jawa Barat, bekerjasama dengan Direktorat Pendidikan Agama Islam KEMENAG RI. Mengadakan pembinaan Keagamaan Islam mulai tanggal 9-12 Januri.

“Acara ini dilaksanakan sebagai upaya membentengi para pelajar dari radikalisme beragama, mengingat semakin merajalelanya ancaman tersebut mengincar generasi muda bangsa, diantara contoh nyata adalah baru-baru ini ada siswa SMK yang terlibat terorisme. Yang mana terorisme itu sendiri sering berawal akibat dari kekeliruan pemahaman keagamaan”, Kata Abdu Muiz Afandi, Ketua panitia pelaksana.

Selain para nara sumber utusan Kementrian Agama RI, juga diisi oleh para nara sumber tokoh Masyarakat, dari MUI(Majlis Ulama Indonesia) Dari Ormas, Kepolisian, praktisi akademisi dan kolomnis media Nasional.

Khamami Zada, yang tampil sebagai nara sumber perdana di acara tersebut, Ia mengatakan:”Para orang tua perlu selektif, bahwa para siswa/siswi jenjang SLTA yang banyak terlibat ajaran Radikalisme beragama, itu biasanya penampilan luarnya tidak mencurigakan, bersih dan menarik. Jarang sekali anak-anak berpenampilan gaul , rambut disemir atau laki-laki memakai anting, yang terlibat ajaran Islam garis keras atau radikal”, tandas cendikiawan Muda NU yang juga dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.

Sedangkan Nasrulloh Afandi, yang tampil sebagai pembicara terakhir di acara yang dilaksanakan di pesantren asuhan KH Afandi Abdul Muin Syafi’I itu, Ia mengatakan:”Untuk membangun generasi muda yang religius, harus memenuhi tiga unsur, Pertama: Peran aktif para guru, bukan hanya mengajar di kelas, tetapi harus disertai keihlasan dengan mendidik berbagai aspek hidup siswa-siswinya di dalam maupun di luar sekolah”.

“Kedua: Maksimalnya kontrol dari orang tua atau keluarga”.
Ketiga, lanjut Kang Nasrul-sapaan akrabnya-, kesadaran masyarakat luas bahwa perlunya sama-sama punya rasa tanggung jawab untuk mengontrol dan mengarahkan generasi muda dilungkungannya masing-masing, jangan sampai keluar dari norma-norma sosial maupun agama”, tandas mahasiswa program doktor Universitas Al-Qurawiyin Maroko, Asal Indramayu berbeasiswa dari ISESCO(Islamic Educational, Scientific and Cultural Organization) Itu.

Di pesantren yang bulan lalu dikunjungi oleh Mahfud MD Ketua Mahkamah Konstitusi ini. Fitria, salah satu siswi perwakilan dari SMK asal Cirebon, Ia mengatakan; bahwa acara semacan ini sangat bermanfaat bagi siswa-siswi SMK maupun SMA, apalagi banyak sekali siswa-siswi yang benar –benar minim pengetahuan agamanya, sejak jenjang SD(Sekolah dasar) hingga SLTA.

Acara yang berlangsung empat hari empat malam tersebut, meski dalam agendanya hanya untuk diikuti oleh 200 siswa, namun antusias publik kian tinggi, hingga mencapai 360 siswa/siwi perwakilan dari 55 sekolah( SMK dan SMA) Dari Indramayu, Majalengkan, Kuningan dan Cirebon yang diantar oleh kepala sekolah atau guru masing-masing. Bahkan meski agenda semula MA(Madrasah Aliyah) Tidak dilibatkan, tetapi ada MA yang memaksakan diri mengutus delegasi sebagai peserta acara ini.

Di penghujung acara, dilaksanakan Marhabanan, untuk memperingati Maulid Nabi SAW, dipimpin oleh para ustadz pesantren setempat(Din)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Buka obrolan
Hi, ada yang bisa kami bantu?
Jika membutuhkan informasi terkait Pondok Pesantren As-Syafi'iyyah, silahkan klik tombol chat sekarang!